Tiada kata yang mampu aku ungkapkan buat kalian. Terima kasih buat temanku, Acik dan Mun. Tak lupa juga buat Raihan. Tanpa kalian, mungkin lebih perit hidupku dulu.
Sewaktu kakiku melangkah ke sini, aku ibarat seekor burung kepatahan sayap. Sesungguhnya, Allah itu Maha Kaya lagi Maha Penyayang, kalian telah tersurat untuk hadir membantu mengubati sayapku.
Masih terpahat lagi di ingatanku, bagaimana kalian bersusah payah menemaniku di malam kelam melangkah ke Pudu Raya. Menghantarku pulang ke kampung di saat arwah bapa sedang nazak. Menitis air mata ini ketika aku berada di dalam perut bas. Mana tidaknya, rupanya di saat aku tersepit, masih ada insan sebaik kalian.
Andai kata di saat itu tiada kalian, aku tidak tahu apa akan berlaku. Bumi Kuala Lumpur ini bukan duniaku. Aku terlalu asing di sini. Tapi, kalianlah yang tetap bersamaku di saat air mata ini aku sulamkan bersama gelak ketawa.
Hari ini, walaupun kita tidak lagi bersama, kenangan itu indah yang pernah kita lakarkan bersama, masih terpahat di hati ini. Kalian tetap di hatiku...
No comments:
Post a Comment